Saturday, June 30, 2012

MELEBIHI KECEPATAN CAHAYA

Seorang manager HRD sedang menyaring pelamar untuk satu lowongan di kantornya. Setelah membaca seluruh berkas lamaran yang masuk, dia menemukan 4 orang calon yang cocok. Dia memutuskan memanggil ke-4 orang itu dan menanyakan 1 pertanyaan saja. Jawaban mereka akan menjadi penentu apakah akan diterima atau tidak.
Harinya tiba dan ke-4 orang itu sudah duduk rapi di ruangan interview. Si Manager lalu mengajukan 1 pertanyaan: setahu Anda, apa yang bergerak paling cepat?

Kandidat I menjawab, “PIKIRAN. Dia muncul begitu saja di dalam kepala, tanpa peringatan, tanpa ancang-ancang. Tiba-tiba saja dia sudah ada. Pikiran adalah yang bergerak paling cepat yang saya tahu”.
“Jawaban yang sangat bagus”, sahut si Manager. “Kalau menurut Anda?”, tanyanya ke kandidat II.

“Hm….KEJAPAN MATA! Datangnya tidak bisa diperkirakan, dan tanpa kita sadari mata kita sudah berkejap. Kejapan mata adalah yang bergerak paling cepat kalau menurut saya”
“Bagus sekali! Dan memang ada ungkapan ’sekejap mata’ untuk menggambarkan betapa cepatnya sesuatu terjadi”. Si manager berpaling ke kandidat III, yang kelihatan berpikir keras.

“NYALA LAMPU adalah yang tercepat yang saya ketahui”, jawabnya, “Saya sering menyalakan saklar di dalam rumah dan lampu yang di taman depan langsung saat itu juga menyala”
Si manager terkesan dengan jawaban kandidat III. “Memang sulit mengalahkan kecepatan cahaya”, pujinya.

Dilirik oleh sang manager, kandidat IV menjawab, “Sudah jelas bahwa yang paling cepat itu adalah MENCRET”
“APA???!!!”, seru sang manager yang terkaget-kaget dengan jawaban yang tak terduga itu.
saya bisa menjelaskannya”, kata si kandidat. “Dua hari lalu kan perut saya mendadak mules sekali. Cepat-cepat saya berlari ke toilet. Tapi sebelum saya sempat BERPIKIR, MENGEJAPKAN MATA atau MENYALAKAN LAMPU, saya sudah berak di celana”

KERAJAAN DRAKULA


Konon Ada sebuah kerajaan yang dinamakan kerajaan drakula, dan sudah pasti penduduknya drakula semua. Pada suatu hari ada seorang drakula belum pernah sama sekali menghisap darah manusia, dan dia dipanggil oleh sang raja drakula untuk menghadap.
Raja Drakula : “Hei..kau Belum pernah menghisap darah manusia dan sekarang kau harus belajar menghisap darah manusia.”
Si drakula Amatir bilang : “Baik Raja malam ini saya akan menghisap darah manusia”
Raja Drakula : “Baguss!!!! Cepat kamu laksanakan…”
Malampun tiba Si drakula amatir itu pergi mencari korbannya dan akhirnya diaberhasil menghisap darah manusia. Setelah itu dia menghadap sang raja drakula..
Raja drakula : “Bagaimana??, kamu sudah berhasil menghisapnya?? dan bagaimana rasanya ?”
Drakula Amatir : “Saya sudah berhasil Raja!!! Tapi rasa darahnya Aseem…!!!”
Raja Drakula : “Masa Asem? Emang siapa orang yang kamu hisap???”
Drakula Amatir : “Orangnya Laki-laki,kulitnya Hitam,jelek lagi..!!”
Raja Drakula : “Setahu saya Darah manusia semua sama, mau laki-laki atau perempuan, Cakep atau jelek semua sama..”
Drakula Amatir : “Sumpah Raja!!! Rasa Darahnya Asem…”
Raja Drakula : “Ok Klo gitu saya kasih kesempatan lagi, kamu cari lagi tapi coba kamu cari Cewek yang cantik,putih bersih.”
Drakula Amatir : “Baik Raja Nanti Malam Saya mencari darah lagi”
Setelah malam tiba drakula Amatir berangkat dan berhasil menghisap darah cewek yang cantik. Dan setelah itu dia kembali menghadap raja..
Raja Drakula : “Bagaimana?? Sudah Dapat menghisap darah Cewek cantik??bagaimana rasanya?”
Drakula Amatir : “Sudah Raja!!! Cewek Cantik, Tubuh Putih Bersih!!! tapi Rasanya masih Asem!!!!”
Raja Drakula : “Saya tidak percaya! Masa Masih Asem!!!!Pasti ada yang salah!!! Cewek yang kamu hisap mayatnya masih ada gak??”
Drakula Amatir : “Masih ada raja!!! Masih terkapar dijalan”
Raja Drakula : “Baik, saya mau lihat mayatnya.”
Akhirnya Raja Drakula dan Drakula Amatir Berangkat melihat Mayat si Cewek tadi. Dan setelah sampai Raja drakula langsung melihat. Dan Raja Drakula langsung memukul kepala si Drakula amatir.
Plakkkk!!!!!
Raja Drakula : “Goblokkkk!!! Plakkk!!! Hisap darah manusia itu Di leher, Bukan Di ketek!!!!”
Drakula Amatir : “?#!” (sambil usap usap pipi yang kena gampar…)

FOLLOWERS


Pada suatu kesempatan ada seseorang yang berkata pada temannya,
“lihat tuh negeri ini semakin kacau, gak ada yang bener. Gimana masyarakatnya mau bener? Orang pemerintahannya aja amburadul!”
Pernahkah Anda mendengar keluhan yang mungkin hampir serupa dengan itu? Atau mungkin Anda pernah mengeluhkannya?
“untuk apa jadi orang jujur? Yang lain juga korupsi, kalo jujur nanti malah ga dapet apa-apa!”
Ada sebagian orang yang masih setia untuk mengikuti aliran tersebut, aliran “ikut-ikutan”. Memang untuk menjadi berbeda, banyak risiko yang harus diterima. Mungkin salah satunya akan dikucilkan. Tetapi apapun yang terjadi cobalah untuk tetap setia pada yang benar. Saya teringat akan perkataan seorang master coach, intinya beliau mengatakan:
“Jika kita harus berbeda, berbedalah dari mereka yang melemahkan kehidupan. Dan jika kita harus sama, samalah dengan mereka yang membaikan kehidupan.” (Mario Teguh)
Kecenderungan kita ketika kita menemukan orang memiliki pemikiran yang berbeda dari kita adalah kita memaksa mereka untuk berubah. Masalahnya, kita tidak bisa mengubah orang lain. Perubahan hanya bisa dilakukan oleh orang itu sendiri dan jika orang itu sendiri mau berubah. Disiplin dan peraturan mungkin bisa merubah seseorang dalam waktu singkat, tetapi itu hanya berlaku selama sanksi masih ada. Untuk jangka panjang, kita membutuhkan lebih dari disiplin dan peraturan.
Ada sebuah prinsip yang mungkin dapat kita pegang agar kita tidak terjebak dalam masalah di atas.
“Kita tidak dapat mengubah dunia, tetapi kita selalu dapat merubah diri kita.” (anonim)

Ada sebuah cerita yang sesuai dengan kutipan tersebut. Cerita tersebut mengenai seseorang yang menemukan anak gelandangan yang terlantar di jalanan. Dengan marah dan sedih ia berteriak pada Tuhan, “kenapa Kau biarkan hal ini terjadi? Kenapa tidak ada yang peduli? Kenapa Kau tidak berbuat sesuatu?” Tuhan menjawab, “Aku tidak berbuat apa-apa? Aku kan sudah menciptakanmu!”.
Ketika kita berusaha untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik, kita melakukannya bukan hanya supaya orang di sekeliling kita melihat dan tergerak untuk menjadi lebih baik, tetapi juga agar kita tidak terseret oleh orang-orang di sekitar kita menjadi lebih buruk.
Ada sebuah latihan sederhana yang mungkin dapat kita lakukan bersama. Taat pada lampu merah. Hampir di setiap kota, menerobos lampu merah bukanlah perkara aneh, bahkan terkadang ada yang menerobos secara beramai-ramai. Yuk kita latihan bersama-sama untuk taat pada lampu merah, meskipun yang lain menerobos, kita coba untuk tetap berhenti bahkan ketika jalanan kosong dan tengah malam pun, kita harus tetap berhenti dan berusaha tidak terpengaruh orang lain untuk menerobos. Mungkin pada awalnya akan seperti orang aneh dan tolol ketika kita berhenti, ada pengendara di sebelah yang menerobos, atau kendaraan lain yang di belakang kita yang ingin menerobos sibuk menekan klakson. Tetapi cobalah berusaha untuk tetap berhenti dan tidak menerobos.
Dengan melakukannya, secara tidak langsung kita telah mempengaruhi orang lain untuk taat berhenti saat lampu merah. Dan yang terpenting hal tersebut melatih integritas kita agar kita berani untuk memiliki prinsip sendiri, agar kita berani melihat ke kiri saat beribu-ribu orang lainnya melihat ke arah kanan, dan agar kita tidak hanya menjadi followers. Jika dalam hal kecil seperti lampu merah saja kita tidak dapat mempertahankan integritas, bagaimana dengan hal lain? Jika orang lain selingkuh, apa kita harus selingkuh? Jika orang lain korupsi, apa kita juga harus korupsi? Jika dalam hal kecil saja kita tidak setia, bagaimana kita bisa dipercaya untuk hal besar?
Bukanlah masalah jika orang lain bersikap tidak baik, itu urusan dan tanggung jawab mereka sendiri. Yang terpenting adalah tanggung jawab kita sendiri dengan Tuhan, jangan kecewa, dan berpaling. Tetap pegang standar yang kita miliki, bukan hanya demi supaya orang lain melihat dan tergerak tetapi pertama-tama lakukanlah agar kita tidak terbawa dengan pengaruh yang tidak baik tersebut. Seperti seseorang yang berusaha berenang melawan arus, kita berenang bukan hanya untuk menaklukkan sungai itu tapi pertama-tama agar kita sendiri tidak terbawa arus.
Begitu dulu ya sahabat inspirasi? Semoga catatan ini dapat membawa berkat bagi kita semua, agar kita selalu berani untuk setia pada yang benar, seperti yang telah Tuhan ajarkan pada kita. Teruslah setia pada yang benar, jangan terbawa oleh arus dunia yang semakin lama terasa semakin membenarkan yang salah. Satu-satunya yang benar adalah Tuhan kita, berpegang teguhlah padaNya.
Terimakasih dan Tuhan memberkati.
Salam Inspirasi,
D. Hendriyanto

KISAH BURUNG PIPIT


Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor Burung Pipit mulai merasakan tubuhnya kepanasan, lalu mengumpat pada lingkungan yang dituduhnya tidak bersahabat. Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dahulu menjadi habitatnya, terbang jauh ke utara yang konon kabarnya, udaranya selalu dingin dan sejuk.
Benar, pelan pelan dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk, dia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.
Terbawa oleh nafsu, dia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel salju, makin lama makin tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus salju. Sampai ke tanah, salju yang menempel di sayapnya justru bertambah tebal. Si Burung pipit tak mampu berbuat apa apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat. Dia merintih menyesali nasibnya.
Mendengar suara rintihan, seekor Kerbau yang kebetulan lewat datang menghampirinya. Namun si Burung kecewa mengapa yang datang hanya seekor Kerbau, dia menghardik si Kerbau agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol tak mungkin mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya.
Si Kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat diatas burung tersebut. Si Burung Pipit semakin marah dan memaki maki si Kerbau. Lagi-lagi Si kerbau tidak bicara, dia maju satu langkah lagi, dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika itu si Burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa ia akan mati tak bisa bernapas.
Namun perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju yang membeku pada bulunya pelan pelan meleleh oleh hangatnya tahi kerbau, dia dapat bernafas lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si Burung Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas puasnya-nya.
Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing menghampiri sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung dan kemudian menimang nimang, menjilati, mengelus dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu si burung. Begitu bulunya bersih, Si Burung bernyanyi dan menari kegirangan, dia mengira telah mendapatkan teman yang ramah dan baik hati.
Namun apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita bagi si Burung, dan tamatlah riwayat si Burung Pipit ditelan oleh si Kucing.
Moral Cerita:
  • Halaman tetangga yang nampak lebih hijau, belum tentu cocok untuk kita
  • Baik dan buruknya penampilan, jangan dipakai sebagai satu-satunya ukuran
  • Apa yang pada mulanya terasa pahit dan tidak enak, kadang-kadang bisa berbalik membawa hikmah yang menyenangkan, dan demikian pula sebaliknya
  • Ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan lupa dan jangan terburu nafsu, agar tidak kebablasan.

Tuesday, June 26, 2012

KISAH PRIA DAN WANITA


Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria & wanita. Pada saat Sang Pencipta
telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus
menciptakan wanita.
Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk
menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia
mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang
rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah,
sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.
Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak,
kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu
dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan
bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari
burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.
Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita
dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya
tidak merana dan kesepian seorang diri.
Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: ‘Tuhan,
ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia.
Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu
untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang
untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup
dengannya’.
‘Baiklah’, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu
kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, ‘Tuhan, sejak aku
memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian.
Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu
memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak
enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian,
kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan
menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja
kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk
disentuh. Aku suka akan senyumannya.
Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!’.
Sang Pencipta berkata, ‘Baiklah’. Ia memberikan wanita itu kembali
kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan
berkata, ‘Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak
lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak
tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu.
Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya’.
Sang Pencipta balik bertanya, ‘Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?’.
Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, ‘Apa
yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga
tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti
hidup ini?’.
‘Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima
perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi
kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!’, jawab Tuhan.
Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:
1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.
2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.
3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.
4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.
5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.
6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan